Kamis, 23 Juli 2020

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT


Jenis hama yang ada di pembibitan kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1-Kumbang (Apogonia sp.,Adoretus spp).
Adalah kumbang yang memiliki gejala serangannya dengan cara melubangi jaringan daun, lubang terkonsentrasi sepanjang tepi daun. Kumbang dewasa aktif memakan daun menjelang malam hari.

Cara: Penanggulangan kumbang dengan bahan aktif pestisida yang direkomendasikan daiantaranya cypermetrin, deltametrin, lambada sihalotrin dan betacyflutrin dengan dosis sama 300 cc. Dengan cara aplikasi berulang dengan interval 10-14 hari. Penymprotan dilakukan pada sore hari pukul 17.00-19.00 volume 25-100 cc percap.

2-Belalang (valanga nigricornis).
Adalah gejala seranganya daun dimakan dalam jumlah yang cukup besar. Kadang-kadang bagian batang juga di makan akan merusak seluruh batang sawit jika tidak segera di tangani.

Cara : Penanggulanya sama dengan serangan kumbang, dan pestisida yang digunakan juga sama dengan dosis 300 cc. Dengan cara aplikasinya berulang 10-14 hari juga sesuai dengan kondisi dilapangan.

3-Red Spider Mite (Tetranychus spp).
Adalah menunjukan gejala seranganya dengan cara tungau menghisap cairan pada bagian bawah daun muda, pada permulaaanya terdapat bercak-bercak klorosis, kemudian berubah menjadi kekuningan dan akhirnya menjadi keperakan dan kering.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Dhimethoate 40% dosis 100 cc. Dengan cara aplikasinya disemprotkan pada bagian bawah daun. Gunakan surfactant yang tepat, dengan interval penyemprotan 2 minggu sampai serangan benar hilang.

4-Ulat.
Adalah yang diserang bagian daunya dimakan pada jaringany bagian luar daunnya.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Cypermetrin dosis 200 cc. Dengan cara aplikasinya disemprotkan pada bagian daun bagian luarnya.

5-Keong atau Siput.
Gejala umum yang diserang jaringan daun yang masih lunak dan menyisakan seratnya saja dan terlihat seperti lubang-lubang tipis.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Metaldehyde 5%. Dengan cara aplikasinya disebarkan 10-20 butir per 900 meter persegi.

6-Tikus.
Adalah serangan di lakukan dibatang bagian pangkal sehingga merusak dari tunasnya.

Cara : Penanggulanya hama dengan racun klerat atau ratgon, brodifakum. Dengan cara aplikasinya di tabur secukupnya.

Penyakit yang ada di pembibitan kelapa sawit diantaranya sebagai berikut:
 
1-Corticium leaf rot (cercospora sp.)
Dengan gejala serangan umum bercak garis berwarna coklat, jika kering berwarna abu-abu keputihan dan garis tepi berwrna ke abu-abuan.

Cara : Penanggulanya hama dengan Fungisida Mancozeb,Klorotalonil,Hexaconazole,Thiram. Dengan kosentrasi 1%-3% cara aplikasinya disemprotkan secara berulang dengan interval 5-7 hari dan sesuai dilapangan sampai terkendali dan aman.

2-Blast.
Dengan gejala serangan umum daun lemah dengan mulai stress kelembaba. daun mati secara bertahap, di mulai dari daun tua. Jaringan korteks akar membusuk, tetapi jaringan pembuluh baik.

Cara : Penanggulanganya, kurangi temperatur tanam dengan pemberian mulsa dan naungan. Pengairan harus teratur. dan bibit yang mati harus di musnahkan.

3-Spear rot/Bud rot (fusarium sp, erwinia sp).
Gejal umum yang diserang daunya membusuk tetapi yang belum terbuka, biasanya terjadi jika bibitan sering tergenang.

Cara : Penanggulanya hama dengan Fungisida Mancozeb,Klorotalonil,Hexaconazole,Thiram. Dengan kosentrasi 1%-3% cara aplikasinya disemprotkan secara berulang dan hilangkan pucuk daun yang busuk.

terima kasih.

Penulis Turyono.

Selasa, 21 Juli 2020

BIBIT KELAPA SAWIT BERUMUR LEBIH 12 BULAN


A. Berikut adalah beberapa perlakuan untuk bibit yang lebih dari 12 bulan.
-Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 15-18 bulan atau pada saat ketinggian bibit lebih dari 150 cm dari permukaan tanah di dalam polybag. Pemangkasan dilakukan pada ketinggian 120 cm adari permukaan tanah polybag. Pemangkasan dilakukan secara kerucut pada semua pelepah (diamaond shape).
Keputusan ini diambil oleh manager setelah konsultasi dengan Gm.

-Pemangkasan kedua dilakukan setelah 4 bulan dari pemangkasan pertama pada ketinggian 150 cm, namun tinggi pemangkasan harus 80 cm (dari permukaan tanah polybag).

-Dua atau tiga minggu setelah pemangkasan, selanjutnya di ikuti dengan aplikasi pupuk urae sebanyak 20 gram/pokok dengan cara di sebar di permukaan tanah.

-Pemangkasan akar dilakukan 3 bulan sebelum penanaman di lapangan, dengan cara di condongkan/dimiringkan kembali dengan arah berlawanan setelah satu minggu sudut miring 30 derajad. tiga minggu setelah pemangkasan akar, polybag harus diputar kembali mencegah pertumbuhan akar kedalam tana. Pada sore hari sebelum pemindahan kelapangan, bibit harus disiram dengan cukup guna  mengurangi resiko kekurangan air pada saaat pengangkutan kelokasi penanaman.

-Harus diperhatikan bahwa pelaksanaan pemangkasan tidak boleh bersamaan dengan pleaksanaan pemutaran akar.

-Stelah pemangkasan perlu dilakukan penyiraman yang cukup jenuh.

-Pelepah hasil pangkasan diletakan di antara polybag bibitan, namun jika jumlahnya banyak sebagian dapat di buang diareal luar bibitan. Jika serangan penyakit bercak daun (culvularia dan lain-lain) maka pelepah hasil pangkasan di buang di luar bibitan dan dibakar supaya lebih aman.

-Seleksi bibit setelah berumur lebih dari 12 bulan dilakukan pada saat pengangkutan kelapangan.

-Apabila umur bibit mencapai 30 bulan atau lebih, maka harus dilakukan pemangkasan kerucut kedua kalinya dengan menggunakan teknik yang sama yaitu 4 bulan sebelum penanaman di lapangan, yang diikutu dengan pemangkasan akarnya juga.

-Perlu dilakukan ablasi (pembuangan bunga) pada saat pemangkasan pelepah, karena bibit yang berumur lebih dari 24 bulan di perkirakan biasanya sudah mulai berbunga.


B. Pengankutan Bibit Kelapangan.

-Bibit siap tanam pada umur 11-13 bulan.

-Satu bulan sebelum dilakukan pemindahan kelapangan bibit harus di putuskan akarnya dengan cara di miringkan ke kanan dan setelah seminggu di balas kekiri dengan sudut 30 derajad.

-Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai pengiriman kelapangan , hal ini dilakukan untuk menghindari stress bibit di lokasi penanaman.

-Pengankatan bibit harus dilakukan dengan hati-hati, dengan cara menempatkan satu tangan didasr polybag dan satu tangan memegang pangakal batang bibit sawit.

-Bibit tidak boleh diangakt dengan cara diangkat daunya dan tidak boleh di lempar atau di banting. Bibit disusun satu lapis di atas trailer atau truk pengankutan bibit dan disiram sebelum dibawa kelapangan, sampai jenuh dan basah.

-Sebelum pengankutan, pelepah bibit kelapa sawit harus diikat dengan menggunakan tali rafia pada titik atas dan bawah sehingga memudahkan saat pemuatan dan pengangkutan ke lokasi penanaman kelapa sawit.

-Apabila bibit sudah berada dilapangan tidak langsung tertanam, maka harus diusahakan dilakukan penyiraman sampai dirasa cukup jenuh dan basah.

C. Advance Planting Material Nursery.

Bibit untuk penyisipan di pelihara di pembibitan maksimum sampai umur 38 bulan.

Tata letak pembibitan harus diubah untuk menyediakan jalur pengawasan setiap 4 baris polybag, dengan cara memindahkan satu baris pada setiap 5 baris polybag. Pemeliharaan lainya seperti penyiraman, pengendalian hama, penyakit dan gulam serta pemupukan sama seperti pemeliharaan bibit yang lainya di bibitan kelapa sawit.

Terimak Kasih.

Penulis Turyono.

Senin, 20 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 4


-Main Nursery.

a. Media tanam.
Karakteristik media tanam yang digunakan sama dengan media tanam pada prenursery. Tanah harus disaring melalui saringan 1,5 cm X 1,5 cm untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah dan akar tanaman.

b. Ukuran Polybag.
Ukuran polybag untuk main-nursery adalah 0,15 mm x 40 cm x 50 cm lay flat (setelah disi tanah diameter 23 cm dan tinggi 39 cm) berwarna hitam dengan empat baris lubang perforsi berjarak 5 cm x 5 cm. Letak lubang di mulai dari tengah kantong plastik bagian bawah.

Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5 % di tanam pada polybag ukuran 0,18 mm x 50 cm x 60 cm.

Ketebalan polybag harus merata, hal ini dapat dilihat dengan cara mengamatinya di balik sinar matahari, apakah ada bagian yang gelap (tebal) dan terang (tipis). Kelenturan polybag harus cukup agar tidak rusak terkena sinar terik matahari.

c. Pengisian Polybag.
Pengisian polybag harus diselsaikan minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari Pre-Nursery. Pengisian dilakukan dengan mengguncang polybag untuk memadatkan tanah dan isi sampai mencapai ketinggian 2,5 cm dari bibir Polybag. Hindarkan pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat kearah bawah. Untuk memadatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil, perlu dilakukan penyiraman setiap harinya.

d. Penempatan Polybag.
Sebelum polybag di tempatkan, terlebih dahulu dilakukan pemancangan dengan bantuan meteran dan kawat licin atau tali rami untuk acuan pancangnya.
Polybag ditempatkan dengan jarak 90 cm segitiga sama sisi, sedangkan polybag yang dipersiapkan untuk penyisipan sebanyak 5% ditempatkan dengan jarak 150 cm, segitiga sama sisi. sehingga dapat membedakan bibit yang nantinya di pergunakan untuk proses penyisipan.

e. Transplanting.
Peralatan dan bahan yang diperlukan:
-Pisau silet/cutter, untuk menyayat polybag.
-Kotak kayu sebagi tempat bibit.
-Kereta dorong.

Tata cara transplanting adalah sebagai berikut:
-Satu hari sebelum transplanting, siram tanah large polybag sampai jenuh air, guna memudahkan pembuatan lubang tanam pada ke esokan harinya.
-Sebelum dilakukan transplanting, tanah di polybag harus dilubangi menggunakan alat pelubang dengan kedalaman 20 cm atau menyesuaikan ukuran baby polybag.
-Masukan 200 gram pupuk rockphospate ke dalam lubang tanam.
-Sebelum transplanting, bibit di pre-nursery disiram terlebih dahulu.
-Susun bibit kedalam masing-masing kotak kayu dan angkut ke lokasi main-nursery.
-Letakan bibit dengan hati-hati satu persatu disamping masing-masing large polybag.
-Sayat baby polybag secara vertikal disepanjang sisinya menggunakan cutter, selanjutnya keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dengan hati-hati dan masukan kedalam lubangtanam pada large polybag.
-Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari baby polybag sama dengan permukaan tanah large polybag atau 5 cm di bawah bibir large polybag.
-Siram secukupnya segera setelah transplanting.

f. Penyiraman.
Penyiraman minimum setara dengan curah hujan 8mm per hari atau 2 liter air per polybag per hari.
Pengairan bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mistirrigation). Air yang digunakan harus bermutu baik dan bersih Phnya seimbang.

g. Pemberian Mulsa.
Jenis mulsa yang disarankan adalah cangkang, apabila tidak tersedia cangkang dapat juga di gunakan fiber, janjang kosong atau potongan lalang kering. Mulsa di berikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah penanaman.

h.Pengendalian gulma, hama dan penyakit.
   Pengendalin gulam meliputi kegiatan sebagai berikut:
-Pengendalian gulma sebelum penempatan polybag. Pengendalian gulma ini menggunakan herbisida dan dilakukan sebelum levelling dan persiapan pembibitan.
-Pengendalian gulma di dalam polybag. Pengdalian gulma ini dilakukan secara manual setiap bulanya sampai umur bibit 10-11 bulan.
-Pengendalian gulma diantar polybag. Pengendalian ini dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan herbisida. Untuk menghemat biaya biasanya menggunakan herbisa. Pada tahap selanjutnya pada saat bagian tajuk bibit sudah menaungi, pengendalian gulma tidak diperlukan lagi. Untuk menghindari kerusakan bibit oleh herbisida, maka sebaiknya menggunakan herbisida dengan bahan aktif paraquat. Disarankan untuk menggunakan floodjer nozzle karena arahsemprotan bisa di modifikasi sehingga sasaran penyemprotan dapat dicapai dan mengurangi kemungkinan bibit terkena semrotan herbisida maka dapat menggunakan pelindung.
-Stelah penyemprotan tidak di perkenankan dilakukan penyiramn, sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 6 jam.

i.Pemupukan.
Pemupukan organik menggunakan kotoran sapi atau ayam tidak direkomendasikan, karena kotoran yang tidak tercampur merata dengan tanah akan menyebabkan pertumbuhan bibit tidak seragam sehingga akan menyulitkan proses seleksi bibit.
Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menaburkan secara melingkar dengan radius 3 cm dari leher bibit. Hindari kontak langsung pupuk dengan leher dan daun bibit karena dapat menyebabkan terbakar.
Untuk tanah yang strukturnya padat, dapat diikuti dengan pengemburan permukaan tanah untuk mempermudahkan pergerakan nutrisi dan air. Dosis dan jadwal pemupukan dapat di rekomendasikan dari petunjuk budidaya kelapa sawit atau pedoman teknis.

j. Seleksi.
Seleksi bibit di main-nursery dilaksanakan pada saat bibit berumur 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan pada saaat pengiriman bibit kelapangan. Jumlah bibit yang di afkir selama di main-nrsery sekitar 10-15%.

Tata cara seleksi bibit adalah sebagai berikut:
-Bibit afkir di keluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan.
-Bibit yang masih meragukan di beri tanda dengan cat warna putih (cat air) pada polybag.
-Jumlah bibit yang di afkir harus dicatat dalam format yang telah ditentukan dan dibuatkan berita acaranya di lengkapi foto dokumentasinya.

Beberapa ciri bibit abnormal di main-nursery dengan ciri -ciri sebagai berikut.
-Chimaera.
Chimaera juga terjadi di main nursery denga ciri yang sebagian/seluruhnya berwarna kuning terang.

-Runt/Stunted (kerdil).
Bibit yang pertumbuhanya vegetativenya lebih lambat di bandingkan dengan bibit sehat seumuranya.

-Erect.
Bibit dengan daun yang tumbuh  dengan sudut yang sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak. biasanya anak daun tumbuh dengan sudut yang sangat sempit terhadap tulang daun ( acute pinnae insetion) dan terlihat sangat kaku.

-Limp or Flaccid Form (bibit yang layu dan lemah).
Bibit dengan pelepah dan helai anak dauan yang terlihat lemah dan layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek.

-Flat Top Form.
Bibit dengan pelepah baru yang tumbuh dengan ukuran yang lebih pendek dari pada pelepah yang lebih tua sehingga tajuk bibit terlihat rata.

-Short Internode.
Bibit dengan jarak antar anak daun terlihat sangat dekat dan bentuk pelepahnya tampak sangat pendek.

-Wide Internode.
Bibit dengan jarak antar anak daun yang terlihat sangat lebar. Bibit tampak sekali terlihat terbuka dan lebih tinggi dari normal.

-Narrrow Leaf (anak daun sempit).
Bibit dengan helai anak dau sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga berbentuk seperti jarum, dan biasanya tumbuh membentuk sudut yang tajam dan rakhis.

-Juvenile (anak daun tidak terpisah).
Bibit dengan anak helai daun yang tetap bersatu selurunya sampai besar tidak terpisah berhelai.

-Crinkled Leaf (daun berkerut).
Crinkled Leaf juga disebut terjadi di main-nrsery dengan ciri fisiknya daunya yang berkerut seperti kipas.

-Crown Disease.
Bibit dengan pelepah bengkok, melintir dan mudah patah. dan bibit yang terserang hama berat dan juga terserang penyakit harus di afkir.

Terima kasih.

Penulis Turyono


Minggu, 19 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 3


-Seleksi.
a.Selama pre-nursey, seleksi bibit dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dan sebelum bibit berumur 3 bulan.
b.Jumlah bibit yang diafkir harus dicataat dalam format yang telah ditentukan dan harus segera di musnahkan dengan dilengkapi berita acara pemusnahan dan dokumentasinya.
c.Pelaksanaa seleksi harus dilakukan oleh seorang staff agronomi atau orang yang sudah berpengalaman di pembibitan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap bibit yang di pindahkan ke main nursery adalah bibit yang normal dan baik kualitasnya.
d.Jumlah bibit yang di afkir selama pre-nursery antara 8-10% dari total kecambah yang di tanam.

Beberapa ciri fisik bibit yang diafkir dipre-nursery adalah sebagai berikut:

-Chimaera
Bibit dengan sebagian atau seluruh helai daunya berwarna pucat atau kuning terang.

-Collante.
Bibit dengan daun yang tidak membuka secara normal, yang mana helai daunya tetap menyatu. gejala ini mungkin timbul beberapa minggu setelah tanam atau beberapa saat tumbuh dengan normal. Gejala ini di timbulkan oleh penyakit atau faktor lingkungan terutama kelembaban yang menghambat perkembangan akar. Pada tahap awal (bibit masih kecil) sangat sulit untuk membedakan  antara bibit norml dan yang menunjukan gejala collante. untuk itu afkir bibit biasanya di tunda sampai gejala collante terlihat jelas kurang lebih berumur 6 bulan.

-Crinkled leaf (daun yang berurat atau berkerut).
Perkembangan helai daun abnormal, yang mana daun menjadi berkerut/keriting dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut menyilang dan pecah, hal ini di sebabkan oleh stress air. Untuk mendukung perkembangan helai daun yang baru muncul, maka bibit harus diberi air yang cukup. apabila gejala sudah berat , maka bibit harus di musnahkan.

-Diseased seedlings (bibit dengan serangan penyakit berat).
Bibit yang terserang penyakit bercak daunya, yang disebabkan oleh jamur culvularia dan penyakit antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir ) yang disebabkan oleh jamur antara lain botriodiplodia, Melanconium elaidis dan glomerella singulata.

-Grass leaf/narrow leaf ( daun lalang atau sempit)
Bibit yanng mempunyai bentuk daun yang sempit dan tegak menyerupai daun lalang. Hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

-Rolled leaf (daun yang menggulung).
Bibit dengan helai daun yang tergulung vertikal di sepanjang batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak. Hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

-Twisted Shoot (pucuk bengkok atau daun berputar).
Bibit mempunyai daun yang melengkung setengah lingkaran dan pucuk yang terpilin/menggulung. Hal ini disebabkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan terbalik bisa juga oleh faktor genetik.

-Stump /Little Leaf (daun kerdil dan sempit).
Bibit sawit yang perkembangan daunya tampak kerdil dan sempit.

-Stunted (bibit kerdil).
Bibit yang pertumbuhanya terhambat, sehingga ukuranya jauh lebih kecil di banding bibit sehat seumuranya. hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

Berikut adalah fotonya: 

    - Chimaera,  Collante,  Crinkled Leaf.


    - Grass Leaf,  Twisted Shoot, Rolled leaf.  

Terima kasih sudah berkunjung di Tc Cilacap.

Penulis Turyono.

Rabu, 15 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 2



-Penyusunan polybag.
Polybag disusun dalam bedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang yang disesuaikan dengan kondisi areal 10-15 meter, jarak antar bedengan 0,7 meter. Tanah bedengan di tinggikan kurang lebih 5 cm dengan cara mengikis tanah antar bedengan, sehingga air tidak akan tergenang di bedengan. Untuk mempertahankan susuna polybag, maka di pasang papan dengan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan. Kapasitas 1 bedengan sebanyak 1200 sampai dengan 1800 polybag.

-Penanaman kecambah.
Untuk meminimalkan kerusakan, kecambah yang diterima harus diletakan di tempat yang terlindung, tidak di bawah sinar matahari langsung dan harus di tangani dengan hati-hati. Penanaman harus segera dilaksanakan pada hari diterima. Setiap kemasan kecambah harus di biarkan terbuka selam beberapa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara. Kecambah yang diterima harus dalam kondisi "Button Stage" plumula baru muncul.

Jika karena suatu hal, penanaman tidak selesai dalam waktu satu hari, maka kemasan kecambah harus di keluarkan dari box/kotaknya dan di tempatkan di ruangan bersuhu rendah (ruangan ber ac). Apabila kecambah terlihat menguning kering maka dapat di semprot air. Jika ada kendala penanaman kecambah tidak boleh lebih dari empat hari dan harus di segerakan.

Sebelum penanaman, kecambah harus di seleksi dan di pisahkan yang abnormal. Selanjutnya di hitung jumlah kecambah yang normal dan abnormal.
Kriteria kecambah abnormal adalah sebagai berikut :
-Belum jelas radicula dan plumulanya biasanya radicula warna putih dan plumula warna kuning.
-Radicula atau plumula busuk.
-Adanya pertumbuhan jamur.
-Bentuk tidak normal atau rusak.
-Pertumbuhan plumula dan radicula sejajar atau searah.

Pemusnahan kecamabh Abnormal harus di putuskan oleh petani atau[un staff perusahaan dan tidak boleh sembarangan orang dapat melakukanya. dan harus dibuat berita acara dan dokumentasi pemusnahanya.

Berikut ini adalah teknik penanaman kecambah :
-Sebelum penanaman, tanah dalam polybag harus di siram sampai jenuh.
-Kecambah di letakan dalam wadah yang beralaskan goni basah.
-Kecambah di tanam dengan posisi radicula ke bawah dan plumula mengarah keatas, jangan sampai tertukar ataupun terbalik. Jika ada plumula kembar, maka yang lemah harus di buang.
-Kecambah di tanam dengan kedalaman 2 cm, dibawah permukaan tanah polybag.
-Setelah penanaman, polybag di siram sampai jenuh dan sangat basah.
-Setiap bedengan harus diberi label yang menginfokan Progeny, dan jumalh kecambah dan tanggal tanam kecambahnya.


-Naungan pembibitan.
Pada tahap awal, bibit harus di letakan di bawah naungan, setelah dua daun keluar maka naungan di kurangi secara bertahap selama 2 minggu untuk proses aklimatisasi bibit terhadap sinar matahari langsung, Luas naungan minimal seluas bedengan dengan tinggi kurang lebih 2 meter.

-Penyiraman.
a.Kualitas air yang di gunakan harus bermutu baik PH minimum 4.
b.Apabila menggunakan sistem mist irigation maka penyiraman minimum per hari setara dengan 8 mm curah hujan. Penyiraman di lakukan setiap pagi dan sore hari selama 30 menit atau setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap penyiramanya.
c.Apabila pada malam sebelumnya hujan turun dengan curah hujan > 10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pada keesokan harinya, dan penyiraman sore tergantung pada kelembaban tanah polybag.
d.Apabila pada pagi hari turun hujan >10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pagi dan sore.
e.Apabila setelah penyiraman ada genangan air di polybag, maka buat 2 lubang pada polybag dengan cara menusuknya menggunakan tusuk bambu berdiameter 5 mm.

-Pengendalian Gulma.
Pengendalian gulma di dalam polybag dan luar polybag dilakukan secara manual (mencabut) dan tidak boleh menggunakan herbisida. Pengendalian gulma dilakukan interval 1 bulan sekali.

-Pengendalian Hama & Penyakit.
a.Penyemprotan hama dan penyakit tidak perlu dilakukan apabila bibit di pelihara dengan baik dan kondisi bibit sehat.
b.Dalam kasus adanya serangan red spider mite, harus di pastikan bagian bawah daun terkena semprotan.
c.Penggunaan pestisida yang mengandung gamm-HCH harus dihindari karena bersifat racun pada tanaman muda dan juga menyebabkan efek terbakar.
d.Penggunaanfungisida yang mengandung copper tidak direkomendasikan karena kelebihan copper dapat menyebabkan efek terbakar yang lebih berbahaya di bandingkan pathogen.
e.Harus di perhatikan bahwa setelah penyemprotan tidak di perkenankan dilakukan penyiraman bibit kelapa sawit.
Metode pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan sudah di bahas di bab satu.

-Pemupukan.
Dosis dan jadwal pemupukan dapat dilihat pada lampiran berikutnya. Penggunaan pupuk cair pada pre-nursery dianjurkan apabila ada tanda-tanda defiseinsi nutrisi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Minggu ke 5 sampai dengan minggu ke 8 aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun fertilizer (23:23:15) seminggu sekali.
b. Minggu ke 9 sampai dengan minggu ke 12 aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun fertilizer (18:33:18) seminggu sekali.
c. Apabila ada penggunaan pupuk daun, maka pemupukan dasar dari minggu ke tiga sampai dengan ke 13 harus tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
 
Terima kasih sudah berkunjung.

Penulis Turyono.

Populer viewer