Konservasi air dan tanah. Sangat penting terutama untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi, tanah dengan struktur yang kurang baik dan areal yang berbukit. metode konservasi yang diterapkan tergantung pada kondisi masing-masing areal, konservasi dan pengelolaan air di perkebunan sawit yang di pengaruhi oleh:
-Topografi, semakinn tinggi kemiringan lahan,membutuhkan konservasi yang lebih intensif, Tanah pada areal seperti ini mudah tererosi terutama pada saat pembukaan lahan dan pembuatan teras kontur.
-Curah hujan, semakin tinggi curah hujan, membutuhkan konservasi yang lebih intensif.
-Tanah, tanah pasir dan tanah yang mempunyai struktur yang lemah, lebih mudah tererosi oleh air hujan dan longsor.
2.Tujuan konservasi tanah dan air.
-Meminimalkan erosi dan hilangnya kesuburan tanah akibat aliran permukaan.
-Memperbaiki karakteristik tanah, diantaranya dengan cara meningkatkan infltrasi air, menjaga atau mempertahan kan kelembaban tanah dan mempertahankan lapisan top soil.
-Mendukung pertumbuhan tanaman, kegiatan pemeliharaan dan panen sehingga lebih efisien dan praktis biayanya.
3.Metode konservasi.
-Silt pits, silt pits berfungsi mengurangi kecepatan aliran air dan menahan tanah yang terbawa oleh aliran air. Silt pits juga berfungsi mempertahan kan kelembaban tanah. Pada waktu yang akan datang (5-7) tahun., Silt pits dapat berfungsi sebagai lokasi penempatan pupuk(focal feeding point).
-Secara umum silt pits, di buat pada salah satu sisi jalan yang merupakan titik pertemuan dengan teras kontur. Silt pits juga dapat di buat di antara dua pokok kelapa sawit pada teras yang tidak rata, apabila stop bund tidak berfungsi efektif.
-Karena perakaran kelapa sawit, berada pada kedalaman 0,6-1 meter, maka kedalaman silt pits tidak bolah lebih dari 1 meter, supaya air yang tertahan dapat sepenuhnya di gunakan oleh tanaman. ukuran silt pits adalah 1-1,5 meter, lebar 0,6-1 meter dan panjang di sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, tergantung tingkat erosi dan kecepatan aliran permukaan, bagian tepi silt pits harus dibuat miring untuk memastikan semua aliran air masuk kedalamnya, jarak antar silt pits biasanya 20-30 meter tergantung tingkat erosi tanah. Pembuatan silt pits lebih tepat di lakukan pada saat land clearing.
-Foothill Drains, Umumnya Foothill drains di buat pada kaki bukit, berfungsi untuk mengurangi kecepatan aliran air (run-off) dari puncak bukit. Fothill drains harus berhubungan dengan field drain untuk menghindari genangan. Ukuran fothill drains tergantung pada kemiringan dan luas areal berbukit yang berbatasan dengan areal rendahan atau kaki bukit.
-Rorak (trenches), Rorak perlu di buat pada areal dengan kemiringan 10 derajad-20 derajad dan areal dengan kemiringan >4 derajad yang tidak memiliki teras , untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan. selain berfungsi untuk mengurangi erosi dan hilangnya unsur hara (nutrient), rorak juga berfungsi untuk menahan partikel tanah yang terbawa aliran air yang dapat menyebabkan pendangkalan parit dan sungai. Rorak di buat dengan ukuran 1x0,5x4 meter dengan interfval tergantung kemiringan areal penanaman sawit.
-Parit bantu/CECT (close ended conservation trenches), CECT merupakan sistem konservasi di areal pasir, cara pembuatan CECT adalah sebagai berikut:
- Parit di buat 4:1 (1 parit setiap 4 baris tanamn), dengan ukuran lenbar 1 meter, kedalaman 0,75 meter dan panjang dis esuaikan kondisi kebutuhan di lapangan.
-Main drain dan collection drain di buat sesuai kondisi lapangan, Ujung parit harus di tutup dengan ketinggian sesuai kebutuhan. Pada saat pembuatan parit, terlebih dahulu lapisan batu (hard pan) di pecah terlebih dahulu menggunakan excavator PC 200 (bucket V).
-Teras contour. Sebagai penahan air tanah yang berasl dari jalan dan mengalirkanya kedalam terasan sehingga, air tidak merusak jalan.
-Tanaman konservasi. Tanaman konservasi yang umumnya adalah kacangan dan vertiver grass. Selain mencegah dampak aliran permukaan terhadap tanah, kacangan juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Vertiver grass dapat mengurangi kecepatan aliran air permukaan (run off) sehingga dapat mencegah terjadinya erosi dan pergeseran tanah, karena perakaran vertiver grass cukup dalam, dapat mencapai 3 meter dan struktur petrakaranya sangat baik.
-Pengembangan tanaman ini dilakukan dengan membagi rumpun menjadi bagian kecil dan di tanam dengan jarak 50 cm, agar perkembangan lebih cepat di lakukan pemangkasan daun setinggi 25 cm setiap 3 bulan Harus rutin.
-Pada areal yang sangat curam atau areal dengan naungan yang sangat rapat (terutama tepi jalan) biasanya vertiver grass sulit tumbuh, untuk itu di rekomendasikan menanam Flemingia atau Desmodium spp. Terima kasih.
Penulis Turyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar